6/01/2015

Filled Under: , , ,

Laporan Kasus Sinusitis Dengan Polip Nasi

     Laporan kasus dalam blog ini disusun berdasarkan kasus nyata maupun kasus fiktif. Seluruh referensi  dalam laporan kasus ini kami tulis berdasarkan literatur. Apabila ada prosedur penegakan diagnois atau tatalaksana yg kurang tepat silahkan tinggalkan komentar pada referat laporan kasus yg dimaksud. 

1.      KASUS
            Seorang laki-laki berusia 15 tahun datang dengan keluhan hidung sering tersumbat sejak 5 tahun bulan yang lalu. Keluhan tersumbat dirasakn semakin parah saat pagi hari atau cuaca dingin. Pasien juga mengeluhkan adanya cairan yang keluar dari hidung, berwarna bening, jumlah sedikit, tidak berbau dan tidak bercampur darah. Sakit kepala, wajah terasa nyeri, kepala terasa berat saat posisi sujud juga dirasakan pasien. Riwayat pernah mimisan, trauma pada hidung disangkal. Riwayat operasi polip hidung sekitar 6 bulan yang lalu. Riwayat sering batuk, pilek, nyeri tenggorok disangkal. Riwayat alergi, asma disangkal. Riwayat penyakit amandel disangkal.
            Pada pemeriksaan fisik didapatkan vital sign dalam batas normal. Kemudian dari pemeriksaan rhinoskopi anterior tampak massa putih licin mengkilap pada kedua lubang hidung. Massa menutup hamper separuh lubag hidung. Pasien didiagnosa mengalami polip nasi bilateral dengan sinusitis kronis.

2.      DOKUMENTASI
Nama: Sdr. N
Alamat Anonim
Usia : 15 tahun
Pekerjaan : Pelajar
TTV: T: 110/80 mmHg           S: afebris         HR: 82x          RR: 20x/menit
Pemeriksaan Fisik Hidung:

Rhinoskopi Anterior
Kanan
Kiri
Vestibulum nasi
Furunkel (-)
Furunkel (-)
Cavum nasi
sempit
Sempit
Mukosa
hiperemis
Hiperemis
Konka media
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Konka inferior
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Konka superior
Tidak terlihat
Tidak terlihat
Deviasi septum
Tidak ada
Tidak ada
Massa
Massa putih, licin mengkilat
Massa putih licin mengkilat




3.      MASALAH YANG DIKAJI
Bagaiman prinsip dan tujuan tatalaksana pada pasien Sinusitis dengan Polip Nasi?

4.      ANALISIS
            Tujuan terapi sinusitis ialah mempercepat penyembuhan, mencegah komplikasi, dan mencegah perubahan menjadi kronis. Prinsip pengobatan ialah membuka sumbatan di kompleks osteo-meatal sehingga drainase dan ventilasi sinus-sinus pulih secara alami.
Antibiotik dan dekongestan merupakan terapi pilihan pada sinusitis akut bakterial, untuk menghilangkan infeksi dan pembengkakan mukosa serta membuka sumbatan ostium sinus. Antibiotik yang dipilih adalah golongan penisilin seperti amoksisilin. Jika diperkirakan kuman telah resisten atau memproduksi beta-laktamase, maka dapat diberikan amoksisilin-klavulanat atau jenis sefalosporin generasi ke-2. Pada sinusitis antibiotik diberikan selama 10-14 hari walaupun gejala klinik sudah menghilang. Pada sinusitis kronik diberikan antibiotik yang sesuai untuk kuman gram negatif dan anaerob. Selain dekongestan oral dan topikal, terapi lain dapat diberikan jika diperlukan, seperti analgetik, mukolitik, steroid oral/topikal, pencucian rongga hidung dengan NaCl atau diatermi. Antihistamin tidak rutin diberikan karena sifat antikolinergiknya dapat menyebabkan sekret jadi lebih kental.
Sedangkan tujuan utama pengobatan pada kasus polip nasi ialah menghilangkan keluhan-keluhan, mencegah komplikasi dan mencegah rekurensi polip. Pemberian kortikosteroid untuk menghilangkan polip nasi disebut juga polipektomi medikamentosa. Dapat diberikan topikal atau sistemik. Polip tipe eosinofil memberikan respon yang lebih baik terhadap pengobatan kortikosteroid intranasal dibandingkan dengan polip tipe neutrofil.

Kasus polip yang tidak membaik dengan terapi medikamentosa atau polip yang sangat masif dipertimbangkan untuk terapi bedah. Dapat dilakukan ekstraksi polip (polipektomi) menggunakan senar polip atau cunam dengan analgesi lokal, ethmoidektomi intranasal atau ekstranasal untuk polip etmoid, operasi Caldwell-Luc untuk sinus maksila, dan yang terbaik adalah bila tersedia fasilitas endoskop maka dapat dilakukan tindakan BSEF (Bedah Sinus Endoskopi Fungsional).


Referensi
Mangunkusumo, Endang dan Damajanti Soetjipto. 2007. Sinusitis dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Kepala dan Leher. Edisi ke-6. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 150-3.

Mangunkusumo, Endang dan Retno S. Wardani. 2007. Polip Hidung dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Kepala dan Leher. Edisi ke-6. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 123-5.

Adams GL,Boeis LR, Higler PA. Buku Ajar Penyakit THT BOEIS Edisi keenam:Anatomi dan Fisiologi  Telinga.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.1997.p; 30-38.

0 komentar: