Laporan kasus dalam blog ini disusun berdasarkan kasus nyata maupun kasus fiktif. Seluruh referensi dalam laporan kasus ini kami tulis berdasarkan literatur. Apabila ada prosedur penegakan diagnois atau tatalaksana yg kurang tepat silahkan tinggalkan komentar pada referat laporan kasus yg dimaksud.
1. KASUS
Seorang
laki-laki berusia 15 tahun datang dengan keluhan hidung sering tersumbat sejak
5 tahun bulan yang lalu. Keluhan tersumbat dirasakn semakin parah saat pagi
hari atau cuaca dingin. Pasien juga mengeluhkan adanya cairan yang keluar dari hidung,
berwarna bening, jumlah sedikit, tidak berbau dan tidak bercampur darah. Sakit
kepala, wajah terasa nyeri, kepala terasa berat saat posisi sujud juga
dirasakan pasien. Riwayat pernah mimisan, trauma pada hidung disangkal. Riwayat
operasi polip hidung sekitar 6 bulan yang lalu. Riwayat sering batuk, pilek,
nyeri tenggorok disangkal. Riwayat alergi, asma disangkal. Riwayat penyakit
amandel disangkal.
Pada
pemeriksaan fisik didapatkan vital sign dalam batas normal. Kemudian dari
pemeriksaan rhinoskopi anterior tampak massa putih licin mengkilap pada kedua
lubang hidung. Massa menutup hamper separuh lubag hidung. Pasien didiagnosa
mengalami polip nasi bilateral dengan sinusitis kronis.
2.
DOKUMENTASI
Nama: Sdr. N
Alamat Anonim
Usia : 15 tahun
Pekerjaan : Pelajar
TTV: T: 110/80 mmHg S:
afebris HR: 82x RR: 20x/menit
Pemeriksaan Fisik Hidung:
Rhinoskopi
Anterior
|
Kanan
|
Kiri
|
Vestibulum
nasi
|
Furunkel
(-)
|
Furunkel
(-)
|
Cavum
nasi
|
sempit
|
Sempit
|
Mukosa
|
hiperemis
|
Hiperemis
|
Konka
media
|
Sulit
dinilai
|
Sulit
dinilai
|
Konka
inferior
|
Sulit
dinilai
|
Sulit
dinilai
|
Konka
superior
|
Tidak
terlihat
|
Tidak
terlihat
|
Deviasi
septum
|
Tidak
ada
|
Tidak
ada
|
Massa
|
Massa
putih, licin mengkilat
|
Massa
putih licin mengkilat
|
3.
MASALAH YANG
DIKAJI
Bagaiman prinsip dan tujuan tatalaksana pada pasien
Sinusitis dengan Polip Nasi?
4.
ANALISIS
Tujuan terapi
sinusitis ialah mempercepat penyembuhan, mencegah komplikasi, dan mencegah
perubahan menjadi kronis. Prinsip pengobatan ialah membuka sumbatan di kompleks
osteo-meatal sehingga drainase dan ventilasi sinus-sinus pulih secara alami.
Antibiotik dan dekongestan merupakan terapi pilihan pada
sinusitis akut bakterial, untuk menghilangkan infeksi dan pembengkakan mukosa
serta membuka sumbatan ostium sinus. Antibiotik yang dipilih adalah golongan
penisilin seperti amoksisilin. Jika diperkirakan kuman telah resisten atau
memproduksi beta-laktamase, maka dapat diberikan amoksisilin-klavulanat atau
jenis sefalosporin generasi ke-2. Pada sinusitis antibiotik diberikan selama
10-14 hari walaupun gejala klinik sudah menghilang. Pada sinusitis kronik diberikan
antibiotik yang sesuai untuk kuman gram negatif dan anaerob. Selain dekongestan
oral dan topikal, terapi lain dapat diberikan jika diperlukan, seperti
analgetik, mukolitik, steroid oral/topikal, pencucian rongga hidung dengan NaCl
atau diatermi. Antihistamin tidak rutin diberikan karena sifat
antikolinergiknya dapat menyebabkan sekret jadi lebih kental.
Sedangkan tujuan utama pengobatan pada kasus polip nasi ialah
menghilangkan keluhan-keluhan, mencegah komplikasi dan mencegah rekurensi
polip. Pemberian kortikosteroid untuk menghilangkan polip nasi disebut juga
polipektomi medikamentosa. Dapat diberikan topikal atau sistemik. Polip tipe
eosinofil memberikan respon yang lebih baik terhadap pengobatan kortikosteroid
intranasal dibandingkan dengan polip tipe neutrofil.
Kasus
polip yang tidak membaik dengan terapi medikamentosa atau polip yang sangat
masif dipertimbangkan untuk terapi bedah. Dapat dilakukan ekstraksi polip
(polipektomi) menggunakan senar polip atau cunam dengan analgesi lokal,
ethmoidektomi intranasal atau ekstranasal untuk polip etmoid, operasi
Caldwell-Luc untuk sinus maksila, dan yang terbaik adalah bila tersedia
fasilitas endoskop maka dapat dilakukan tindakan BSEF (Bedah Sinus Endoskopi
Fungsional).
Referensi
Mangunkusumo,
Endang dan Damajanti Soetjipto. 2007. Sinusitis dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga Hidung Tenggorokan Kepala dan Leher. Edisi ke-6. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI; 150-3.
Mangunkusumo, Endang dan Retno S. Wardani. 2007. Polip Hidung dalam
Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Kepala dan Leher. Edisi
ke-6. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 123-5.
Adams GL,Boeis LR, Higler PA. Buku Ajar Penyakit THT BOEIS Edisi
keenam:Anatomi dan Fisiologi
Telinga.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.1997.p; 30-38.
0 komentar:
Post a Comment