·
Ruptur lien merupakan
kondisi rusaknya lien akibat suatu trauma misalnya trauma tumpul, trauma
tajam, ataupun trauma saat operasi.
·
Anatomi dan Fisiologi
Lien
berasal dari diferensiasi jaringan mesenkimal mesogastrium dorsal. Berat
rata-rata pada manusia dewasa berkisar 75-100 gram, biasanya
sedikit mengecil setelah berumur 60 tahun sepanjang tidak disertai
adanya patologi lainnya, ukuran dan bentuk bervariasi, panjang ± 10-11 cm,
lebar ± 6-7 cm, tebal ± 3-4 cm.
Lien
terletak di kuadran kiri atas dorsal di abdomen pada permukaan bawah
diafragma, terlindung oleh iga ke IX, X, dan XI. Lien terpancang ditempatnya
oleh lipatan peritoneum yang diperkuat oleh beberapa ligamentum suspensorium
yaitu :
2.Ligamentum gastrosplenika,
berisi vasa gastrika brevis.
3.Ligamentum
splenokolika terdiri dari bagian lateral omentum majus.
4.Ligamentum
splenorenal.
Lien
merupakan organ paling vaskuler, dialiri darah sekitar 350 liter per hari dan
berisi kira-kira 1 unit darah pada saat tertentu.
Vaskularisasinya meliputi arteri lienalis, variasi cabang pankreas dan beberapa cabang dari gaster (vasa brevis). Arteri lienalis merupakan cabang
terbesar dari trunkus celiakus. Biasanya menjadi 5-6 cabang pada hilus sebelum memasuki lien.
Pada 85 % kasus, arteri lienalis bercabang menjadi 2 yaitu ke superior dan
inferior sebelum memasuki hilus. Sehingga hemisplenektomi bisa dilakukan pada
keadaan tersebut. Vena lienalis bergabung dengan vena
mesenterika superior membentuk vena porta. Secara fisik, lien
banyak berhubungan dengan organ vital abdomen yaitu, diafragma kiri di superior,
kaudal pankreas di medial, lambung di anteromedial, ginjal kiri dan kelenjar
adrenal di posteromedial, dan fleksura splenikus di inferior.
Fisiologi
Fungsi lien dibagi menjadi 5
kategori :
1.Filter sel
darah merah
2.Produksi opsonin-tufsin dan properdin
3.Produksi Imunoglobulin M
4.Produksi
hematopoesis in utero
5.Regulasi sel limfosit T dan B
Pada janin usia 5-8 bulan lien
berfungsi sebagai tempat pembentukan sel darah merah dan putih, dan tidak
berfungsi pada saat dewasa. Selain itu, lien berfungsi menyaring darah,
artinya sel yang tidak normal, diantaranya eritrosit, leukosit, dan trombosit
tua ditahan dan dirusak oleh sistem retikuloendotelium di lien.
Lien juga merupakan organ
pertahanan utama ketika tubuh terinvasi oleh bakteri melalui darah dan tubuh belum memiliki antibodi. Kemampuan ini akibat adanya
mikrosirkulasi yang unik pada lien. Sirkulasi ini memungkinkan
aliran yang lambat sehingga lien punya waktu untuk memfagositosis
bakteri, sekalipun opsonisasinya buruk. Lien juga berperan dalam
perombakan sel darah merah yang telah rusak.
Patogenesis
Ruptur lien dapat dibagi berdasar
trauma penyebabnya yaitu :
1.
Trauma
Tajam
Trauma
ini dapat terjadi akibat luka tembak, tusukan pisau atau benda tajam lainnya.
Pada luka ini biasanya organ lain ikut terluka tergantung arah trauma. Yang
sering dicederai adalah paru-paru, lambung, lebih jarang pankreas, ginjal
kiri dan pembuluh darah mesenterium.
2.
Trauma Tumpul
Lien
merupakan organ yang paling sering terluka pada trauma tumpul abdomen atau
trauma thoraks kiri bawah. Keadaan ini mungkin disertai kerusakan usus halus,
hati, dan pankreas. Penyebab utamanya adalah cedera langsung atau tidak langsung karena
kecelakaan lalu lintas, terjatuh dari tempat tinggi, pada olahraga luncur dan
olahraga kontak seperti judo, karate dan silat. Ruptur lien yang lambat dapat
terjadi dalam jangka waktu beberapa hari sampai beberapa minggu setelah
trauma. Pada separuh kasus masa laten ini kurang dari 7 hari. Hal ini karena adanya tamponade sementara pada laserasi kecil, atau adanya hematom
subkapsuler yang membesar secara lambat dan kemudian pecah.
3.
Trauma
Iatrogenik
Ruptur
lien sewaktu operasi dapat terjadi pada operasi abdomen bagian atas, misalnya
karena retractor yang dapat menyebabkan lien terdorong atau ditarik terlalu jauh
sehingga hilus atau pembuluh darah sekitar hilus robek. Cedera iatrogen lain
dapat terjadi pada punksi lien (splenoportografi).
4. Ruptur
Spontan
Lien
dapat pecah spontan pada penyakit yang disertai dengan pembesaran lien,
seperti gangguan hematologik jinak maupun ganas, mononukleosis, malaria
kronik, sarkoidosis, dan splenomegali kongestif pada hipertensi portal.
|