11/25/2016

, , ,

SOP Perawatan Luka Dekubitus

Pengertian Membersihkan luka dengan kasa steril yang telah dicelupkan dalam obat kompres kemudian ditutup dengan kasa steril
Tujuan
1. Mencegah infeksi
2. Memberikan rasa nyaman, aman pada pasien dan orang lain
Kebijakan
Dilakukan dengan prinsip steril
Di rawat inap dilakukan setiap pagi
Prosedur Alat yang digunakan
- Minor set, Kassa steril, NaCl, H2SO4, Betadin, Revanol 
- Korentang, Plester, Sarung Tangan, Bengkok / piala ginjal
Pelaksanaan :
1. Menyiapkan alat
2. Menyiapkan pasien
3. Mencuci tangan dan kemudian memakai sarung tangan
4. Merngunakan pinset untuk membuka balutan
5. Membersihkan luka dengan revanol dan pelhidrol kemudian dibilas dengan NaCl
6. Melakukan nekrotomi jika diperlukan
7. Mengkompres luka dengan betadin
8. Menutup luka dengan kasa steril kering dan diplester
9. Merapikan pasien
10. Membereskan alat-alat 
11. Mencuci tangan
12. Mencatat tindakan yang telah dilakukan
Unit Terkait UGD, Rawat inap

11/23/2016

, , , ,

SOP Pemasangan Infus

Standar Operasional Prosedur Pemasangan Infus adalah salah satu komponen penting dalam pelaksanaan akreditasi di sarana pelayanan kesehatan. Untuk itu tim akreditasi membutuhkan template/contoh standar operasional prosedur, yang nantinya disesuaikan dengan kondisi masing-masing RS/Puskesmas/Klinik. Berikut contoh 
Standar Operasional Prosedur SOP Pemasangan Infus.

Pengertian :
Memasukkan cairan obat langsung ke dalam pembuluh darah vena dalam jumlah tertentu dan waktu yang sesuai indikasi, dengan menggunakan infus set.

Tujuan :
1. Sebagai pengobatan.
2. Mencukupi kebutuhan tubuh akan cairan dan elektrolit.
3. Memberikan zat makanan pada pasien yang tidak dapat / tidak boleh makan melalui mulut

Kebijakan :
Seluruh pelayanan keperawatan berorientasi pada mutu dan keselamatan pasien sesuai SK Direktur No…

PROSEDUR :
Persiapan alat :
a. Standart infus.
b. Cairan infus.
c. Infus set.
d. Alkohol swab.
e. Transparan dresing.
f. Gunting.
g. Plester.
h. Pengalas dan perlak.
i. Bengkok.
j. Sarung tangan on steril.


Pelaksanaan :
1. Cuci tangan (sesuai SOP cuci tangan).
2. Identifikasi pasien (sesuai SOP identifikasi pasien).
3. Jelaskan pada pasien tindakan yang akan dilakukan dan memberikan lembar informed consent.
4. Bawa peralatan kepasien.
5. Atur posisi pasien dengan posisi supine( terlentang).
6. Siapkan set infus dan cairan infus untuk siap digunakan -Lepaskan penutup botol cairan lalu didesinfeksi dengan alkohol swab dan tusukkan pipa saluran udara dan saluran infus.
7. Isi selang infus : tekan bilik drip dan lepaskan, biarkan terisi 1/3 sampai ½ penuh.Tutup jarum dibuka, cairan dialirkan sampai keluar sehingga udara tidak ada pada selang infus, lalu klem ke posisi off, pastikan slang bersih dari udara dan gelembung udara, ujung slang ditutup kembali.
8. Pakai sarung tangan .
9. Periksa ulang cairan yang akan diberikan.
10. Siapkan area yang akan dipasang infus.
11. Pasang perlak dan pengalas di bawah anggota badan yang akan dipasang infuse .
12. Lakukan fiksasi
13. Tentukan vena yang akan ditusuk.
14. Desinfeksi area yang akan ditusuk dengan diameter 5 – 19 cm melingkar dari arah dalam keluar.
15. Tusukkan jarum infus/abocath pada vena yang telah ditentukan
16. Tutup bagian yang ditusuk dengan tegaderm
17. Tulis tanggal dan ukuran jarum infus/abocath pada plester bagian luar.
18. Hitung jumlah tetesan infus sesuai dengan kebutuhan.
19. Perhatikan reaksi pasien.
20. Rapikan pasien
21. Rapikan peralatan dan kembalikan pada tempatnya.
22. Cuci tangan
23. Catat waktu pemasangan, jenis cairan dan jumlah cairan serta peralatan habis pakai pada status pasien.

Unit Terkait : Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Gawat Darurat & Instalasi Kamar Operasi.

11/18/2016

, , ,

Pertolongan Pertama Pada Luka Bakar

Q: Hello Mr. Doc! Bagaimana sih pertolongan pertama luka bakar yang tepat secara medis? Bolehkah pakai pasta gigi atau minyak??

A: Hello Guys! Berikut beberapa langkah pertolongan pertama pada luka bakar:  
- Ketika Anda terkena luka bakar, sesegera mungkin aliri bag tubuh yang terkena luka bakar dengan air dingin selama minimal 10 menit. Hal ini bertujuan untuk mencegah kerusakan akibat panas menjadi lebih parah
 - Jangan menggunakan es, air es, krim, pasta gigi, atau minyak pada luka   
- Segera lepaskan semua yang menempel pada luka, seperti pakaian, perhiasan dll untuk mencegah perlengketan  
- Tidak perlu diberikan balutan dengan kassa atau kain. Lebih baik dilakukan penutupan dengan plastik, namun tidak boleh menempel langsung dengan luka.  
- Untuk mengurangi nyeri, Anda dapat minum obat pengurang nyeri seperti Paracetamol atau Ibuprofen. Sesuaikan dosis sesuai aturan pakai. Hindari penggunaan Aspirin pada anak usia dibawah 16 tahun.  
- Pada umumnya, luka bakar ringan akan menyebabkan munculnya penumpukan cairan pada kulit (melepuh) yang disebut bula. Jangan memecah atau merobek bula yang terbentuk, untuk menghindari kemungkinan terjadinya infeksi. Apabila luka semakin nyeri dan tampak semakin parah, segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat.  
- INGAT, luka bakar yang dalam, luas, melibatkan bagian wajah, tangan, persendian atau lipatan tubuh sebaiknya segera dibawa ke dokter atau UGD.

11/13/2016

, , ,

Pengobatan Infeksi Jamur Pada Puting

Q: Mr. Doc, sepertinya saya tertular infeksi jamur dari mulut si kecil, apakah saya memerlukan pengobatan? 

A: Jika Bunda tidak mengalami gejala yang berarti, secara umum tidak dibutuhkan pengobatan. Bahkan apabila si kecil jelas mengalami infeksi jamur mulut. Jika bunda mengalami gejala infeksi jamur hingga menggganggu paroses menyusui, segera konsultasi ke dokter. Dokter biasanya akan meresepkan krim antijamur seperti Miconazole, untuk pemakaian selama 2 minggu. Krim dipakai pada puting setiap selesai menyusui, dan bersihkan setiap akan menyusui.Jika infeksi berkembang menjadi lebih parah, sebagai contoh infeksi menjadi lebih dalam dan menyebar ke saluran/kelenjar ASI, dokter akan meresepkan antijamur yang diminum (peroral).Pengobatan untuk infeksi jamur pada mulut si kecil juga dilakukan bersamaan, agar mencegah terjadinya infeksi berulang. Penggunaan Miconazole gel biasanya disesuaikan dengan usia si kecil. Lakukan follow up atau kontrol ke dokter apabila gejala infeksi belum membaik atau proses menyusui masih terganggu.

, , , ,

Si kecil terkena infeksi jamur mulut (oral thrush), apakah menular ke Bunda?

Q: Mr. Doc, si kecil terkena infeksi jamur mulut (oral thrush), apakah menular ke Bunda? 

A: Hallo Bunda! Oral thrush atau infeksi jamur pada mulut seringkali terjadi pada anak usia dibawah 2 tahun. Paling sering ditemukan pada bayi usia kisaran 4 minggu. Apabila si kecil mengalami oral thrush dan bunda masih menyusui, ada kemungkinan Bunda tertular dari mulut si kecil. Infeksi dapat mengenai payudara terutama area puting. Hal ini yang disebut dengan infeksi jamur pada putting atau nipple thrush (medis: mammary candidosis atau mammary candidiasis). 

Lalu apa saja gejala infeksi jamur pada puting akibat tertular dari si kecil?Gejala dari nipple thrush antara lain: 
- nyeri ketika menyusui, yang berlanjut hingga setelah proses menyusui selesai
- putting yang retak, atau sensitive pada area sekitar putting (areola)
- areola yang kemerahan atau mengkilat
- nyeri seperti terbakar, perih, gatal pada satu atau kedua payudara, yang terus muncul pada jeda ketika tidak menyusui
Biasanya infeksi jamur pada puting tidak disertai demam atau kemerahan pada sebagian besar area payudara. Apabila hal tsb terjadi ada kemungkinan itu adalah gejala mastitis, yang merupakan penyakit yang berbeda. 
Lalu apakah Bunda memerlukan pengobatan? Simak jawaban Mr. Doc disini!

, , , , ,

Cara Pemberian dan Perhitungan Dosis Dobutamin (Drip dan Syringe Pump)

Berikut cara pemberian DOBUTAMIN HYDROKLORIDA

Indikasi:       - Pengobatan syok syndrom
- Pre syok, severe hypotension.

Kontra indikasi: - Bukan untuk koreksi aritmia, ventikel fibrilasi.
                            - Hypothyroidism.

Dosis  =    1  -  20  mcg/ BB/ menit.

A.   Memakai Buret  (micro drip)

           Rumus :   dosis (mcg)  X  kg BB  X  60 tts
                         ___________________________             =             tts/mnt

                                          jumlah mcg / cc

       
                                   
Contoh :   Dobutrex 250 mg dalam 50 cc D5%

                             250 mg Dobutrex 
            1 cc  =     ________________       =  5 mg  X  1000 mcg  =  5000 mcg

                               50 cc D5%                                                                                 

              Dosis  :  3 mcg                     BB  :  50 kg

                            3  X  50 kg  X  60 tts                9000   
               1 cc  =      __________________    =   _____      =    1,8  tts/mnt
                                        5000                            5000


  B.  Memakai Syringe pump/ infus pump

                                    Dosis dalam mcg  X  kg BB  X  60  mnt
             Rumus   =     _________________________________    =            cc/jam 
                                                     jumlah  mcg /  cc
            
             Contoh   :    Dobutrex  250 mg dalam  50 cc D5%  /  NaCl 0,9%

                               
       
                   1 cc   =   _250____    =    5  X  1000 mcg  =  5000 mcg
                                    50
2
           Dosis  :   3 mcg / BB / mt                BB  :  50 kg

                           3  X  50  X  60 mnt                 9000
                 =     __________________    =     ________     =   1,8 cc / jam

                                     5000                             5000
, , , , ,

Cara Pemberian dan Perhitungan Dosis Dopamin (Drip dan Syringe Pump)

Berikut cara pemberian DOPAMIN IV melalui Drip dan Syringe Pump

Indikasi:       1.  Untuk penanggulangan syok syndrom.
2.    Pre syok, severe hypotension.

Kontra indikasi: 1.  Pasien Dehidrasi.
                            2.  Hypotiroidism.

A.   Dosis kecil:    1 - 5 mcg/BB/menit.
                Memperbaiki aliran darah ke ginjal, jantung dan otak.

B.   Dosis sedang:               5 - 10mcg/BB/menit.
                Meningkatkan denyut jantung dan tekan darah.

C.   Dosis berat:   > 10mcg/BB/menit
                Vasokonstriksi perifer dan dapat menimbulkan aritmia jantung.

Cara pemberian:

A.   Memakai  Mikro drip ( Buret).

                Rumus:  Dosis ( mcg)  X  kg BB  X  60 tts(mikro)     =         tts/menit
                                                jumlah  mcg/ cc

                Contoh:                 200 mg Dopamin dilarutkan dalam 100 cc D5%
                                                dosis  5 mcg/BB/ menit dengan  BB 50 kg.

                                                200 : 100 =  2 mg X 1000 mcg  =  2000  mcg.

                                                5  mcg  X  50 kb  X  60 tts        =    15000
                                                                2000                                       2000
                                               
7,5  tts(mikro) / menit.


B.   Memakai syringe Pump/ infus pump.
               
                Rumus:  dosis  (mcg)  X  kb BB  X   60 menit     =            cc/jam



                                        jumlah  mcg /  cc

                Contoh: 400 mg Dopamin dilarutkan dalam 500 cc D5%
dosis 5 mcg / menit  BB 50 kg.                                                                              
1
400  :  500   =  0.8  mg  X  1000 mcg   =    800  mcg                                                                    
5  mcg  X  50  X  60  menit   =   15000
                   800                                 800


                                18,75   cc/ jam

11/02/2016

, , , , ,

Laporan Kasus Ruptur Lien

Problem
Nn. D (22 tahun) post kecelakaan lalu lintas datang ke IGD dengan keluhan perut sebelah kiri atas terasa nyeri (+) menjalar sampai ke bahu kiri (+), nyeri pinggang kiri atas (-), keluhan BAK darah (-), riwayat pingsan (+) setelah kecelakaan, namun nyeri kepala, muntah dan mual disangkal.
Hipotesis
Diagnosis : ruptur lien (splenic rupture)
Diagnosis banding :
-          Ruptur gaster
-          Fraktur costa pulmo sinistra
-          Ruptur ginjal kiri
-          Soft tissue injury
Data tambahan
KU : sedang, compos mentis
GCS : E4V5M6
Vital sign
TD : 100/60
HR : 100 x/menit
RR : 24 x/menit
T    : 36,6 ◦C
Kepala : CA -/- SI -/-
Thorax : Pulmo : vesikuler, simetris, sonor
               Cor : S1 S2 reguler
Abdomen : tampak bruise di perut kiri atas, supel, defense muscular (-), nyeri tekan pada kuadran kiri atas (+), nyeri ketok ginjal (-), dullness(+), timpani (+), peristaltik (+).
Ekstremitas : akral hangat, nadi kuat

Darah Lengkap
15 Januari 2013 pukul 15.07
Hb : 13,0
AL : 14,56
AE : 4,66 ribu
AT : 456
HMT : 39,3
Pukul 17.54
Hb : 11,3
Pukul 18.23
Hb : 10,6
Pukul 19.00
Hb : 9,7
AL : 20,09
AE : 3,47
AT : 436
HMT : 29,1
Post-Operasi
Hb : 8,8
AL : 17,2
AE : 3,04 ribu
AT : 314
HMT : 24,7
Eosinofil : 0
Basofil : 0
Batang : 0
Segmen : 82
Limfosit : 13
Monosit : 13
Learning Objective
1.      Bagaimana mekanisme terjadinya ruptur lien?
2.      Mengapa pasien mengeluh nyeri perut kiri atas yang menjalar ke bahu kiri atas?
3.      Bagaimana cara menegakkan diagnosis ruptur lien secara tepat?
4.      Apa  penanganan yang tepat diberikan untuk pasien?
Pemecahan Masalah

1.      Bagaimana mekanisme terjadinya ruptur lien?
·         Ruptur lien merupakan kondisi rusaknya lien akibat suatu trauma misalnya trauma tumpul, trauma tajam, ataupun trauma saat operasi.
·         Anatomi dan Fisiologi
Lien berasal dari diferensiasi jaringan mesenkimal mesogastrium dorsal. Berat rata-rata pada manusia dewasa berkisar 75-100 gram, biasanya sedikit mengecil setelah berumur 60 tahun sepanjang tidak disertai adanya patologi lainnya, ukuran dan bentuk bervariasi, panjang ± 10-11 cm, lebar ± 6-7 cm, tebal ± 3-4 cm.
Lien terletak di kuadran kiri atas dorsal di abdomen pada permukaan bawah diafragma, terlindung oleh iga ke IX, X, dan XI. Lien terpancang ditempatnya oleh lipatan peritoneum yang diperkuat oleh beberapa ligamentum suspensorium yaitu :
1.Ligamentum splenoprenika posterior (mudah dipisahkan secara tumpul).
2.Ligamentum gastrosplenika, berisi vasa gastrika brevis.
3.Ligamentum splenokolika terdiri dari bagian lateral omentum majus.
4.Ligamentum splenorenal.
Lien merupakan organ paling vaskuler, dialiri darah sekitar 350 liter per hari dan berisi kira-kira 1 unit darah pada saat tertentu. Vaskularisasinya meliputi arteri lienalis, variasi cabang pankreas dan beberapa cabang dari gaster (vasa brevis). Arteri lienalis merupakan cabang terbesar dari trunkus celiakus. Biasanya menjadi  5-6 cabang pada hilus sebelum memasuki lien. Pada 85 % kasus, arteri lienalis bercabang menjadi 2 yaitu ke superior dan inferior sebelum memasuki hilus. Sehingga hemisplenektomi bisa dilakukan pada keadaan tersebut. Vena lienalis bergabung dengan vena mesenterika superior membentuk vena porta. Secara fisik, lien banyak berhubungan dengan organ vital abdomen yaitu, diafragma kiri di superior, kaudal pankreas di medial, lambung di anteromedial, ginjal kiri dan kelenjar adrenal di posteromedial, dan fleksura splenikus di inferior.
Fisiologi
Fungsi lien dibagi menjadi 5 kategori :
1.Filter sel darah merah
2.Produksi opsonin-tufsin dan properdin
3.Produksi Imunoglobulin M
4.Produksi hematopoesis in utero
5.Regulasi sel limfosit T dan B

Pada janin usia 5-8 bulan lien berfungsi sebagai tempat pembentukan sel darah merah dan putih, dan tidak berfungsi pada saat dewasa. Selain itu, lien berfungsi menyaring darah, artinya sel yang tidak normal, diantaranya eritrosit, leukosit, dan trombosit tua ditahan dan dirusak oleh sistem retikuloendotelium di lien.
Lien juga merupakan organ pertahanan utama ketika tubuh terinvasi oleh bakteri melalui darah dan tubuh belum memiliki antibodi. Kemampuan ini akibat adanya mikrosirkulasi yang unik pada lien. Sirkulasi ini memungkinkan aliran yang lambat sehingga lien punya waktu untuk memfagositosis bakteri, sekalipun opsonisasinya buruk. Lien juga berperan dalam perombakan sel darah merah yang telah rusak.

Patogenesis
Ruptur lien dapat dibagi berdasar trauma penyebabnya yaitu :
1.      Trauma Tajam
Trauma ini dapat terjadi akibat luka tembak, tusukan pisau atau benda tajam lainnya. Pada luka ini biasanya organ lain ikut terluka tergantung arah trauma. Yang sering dicederai adalah paru-paru, lambung, lebih jarang pankreas, ginjal kiri dan pembuluh darah mesenterium.
2.      Trauma Tumpul
Lien merupakan organ yang paling sering terluka pada trauma tumpul abdomen atau trauma thoraks kiri bawah. Keadaan ini mungkin disertai kerusakan usus halus, hati, dan pankreas. Penyebab utamanya adalah cedera langsung atau tidak langsung karena kecelakaan lalu lintas, terjatuh dari tempat tinggi, pada olahraga luncur dan olahraga kontak seperti judo, karate dan silat. Ruptur lien yang lambat dapat terjadi dalam jangka waktu beberapa hari sampai beberapa minggu setelah trauma. Pada separuh kasus masa laten ini kurang dari 7 hari. Hal ini karena adanya tamponade sementara pada laserasi kecil, atau adanya hematom subkapsuler yang membesar secara lambat dan kemudian pecah.
3.      Trauma Iatrogenik
Ruptur lien sewaktu operasi dapat terjadi pada operasi abdomen bagian atas, misalnya karena retractor yang dapat menyebabkan lien terdorong atau ditarik terlalu jauh sehingga hilus atau pembuluh darah sekitar hilus robek. Cedera iatrogen lain dapat terjadi pada punksi lien (splenoportografi).
4.      Ruptur Spontan
Lien dapat pecah spontan pada penyakit yang disertai dengan pembesaran lien, seperti gangguan hematologik jinak maupun ganas, mononukleosis, malaria kronik, sarkoidosis, dan splenomegali kongestif pada hipertensi portal.
1.      2. Mengapa pasien mengeluh nyeri perut kiri atas yang menjalar ke bahu kiri atas?

Tanda fisik yang ditemukan pada ruptur lien bergantung pada adanya organ lain yang terkena cedera, banyak sedikitnya perdarahan, dan adanya kontaminasi rongga peritoneum. Perdarahan dapat menjadi masif sehingga mengakibatkan syok hipovolemik hebat yang fatal. Dapat pula terjadi perdarahan yang berlangsung  lambat sehingga sulit diketahui pada pemeriksaan. Pada setiap kasus trauma lien harus dilakukan pemeriksaaan abdomen secara berulang-ulang oleh pemeriksa yang sama karena yang lebih penting adalah mengamati perubahan gejala umum (syok, anemia) dan lokal di perut (cairan bebas, rangsangan peritoneum).
Pada ruptur yang lambat, biasanya penderita datang dalam keadaan syok, tanda perdarahan intrabdomen, atau  seperti ada tumor intraabdomen pada bagian kiri atas yang nyeri tekan disertai anemia sekunder. Oleh karena itu, menanyakan riwayat trauma yang terjadi sebelumnya sangat penting dalam menghadapi kasus ini. Penderita umumnya berada dalam berbagai tingkat syok hipovolemi dengan atau tanpa takikardi dan penurunan tekanan darah. Penderita mengeluh nyeri perut bagian atas, tetapi sepertiga kasus mengeluh nyeri perut kuadran kiri atas atau punggung kiri. Nyeri di daerah puncak bahu disebut  Kehr sign yag merupakan nyeri alih melalui n.frenikus ke puncak bahu kiri jika ada rangsangan pada permukaan bawah peritoneum diafragma. Mungkin nyeri di daerah bahu kiri baru timbul pada posisi Tredenlenberg. Pada pemeriksaan fisik ditemukan masa di kiri atas dan pada perkusi terdapat bunyi pekak akibat adanya hematom subkapsular atau omentum yang membungkus suatu hematoma ekstrakapsular disebut tanda Ballance. Kadang darah bebas di perut dapat dibuktikan dengan perkusi pekak beralih.


2.      Bagaimana cara menegakkan diagnosis ruptur lien secara tepat?




Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan hematokrit perlu dilakukan berulang-ulang. Selain itu biasanya didapat leukositosis.
Pemeriksaan kadar Hb, hematokrit, leukosit dan urinalisis. Bila terjadi perdarahan akan menurunkan kadar Hb dan hematokrit serta terjadi leukositosis. Sedangkan bila terdapat eritrosit dalam urine akan menunjang akan adanya trauma saluran kencing.

Pemeriksaan Radiologi
Organ intra-abdominal yang sering terkena trauma tumpul adalah lien, yang akan menyebabkan cedera lien dan terbentuknya hematom. Ada beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan, diantaranya USG, CT scan dan angiografi. Jika ada kecurigaan trauma lien, CT Scan merupakan pemeriksaan pilihan utama. 
Pendarahan dan hematom akan tampak sebagai daerah yang kurang densitasnya dibanding lien. Daerah hitam melingkar atau ireguler dalam lien menunjukkan hematom atau laserasi, dan area seperti bulan sabit abnormal pada tepi lien menunjukkan subkapsular hematom. Kadang, dengan penanganan konservatif, abses mungkin akan terbentuk kemudian dan dapat diidentifikasi pada CT Scan karena mengandung gas. Sensitivitas pada CT Scan tinggi, namun spesifikasinya rendah, dan kadang riwayat dan gejala penting untuk menentukan diagnosis banding.
·         Gambaran yang paling sering ditemui yaitu fraktur tulang iga kiri bawah. Fraktur iga menunjukkan adanya  tekanan yang kuat pada kuadran kiri atas yang menyebabkan keadaan patologi pada lien. Fraktur iga kiri bawah terdapat pada  44 % pasien dengan ruptur lien dan perlu dilakukan pemeriksaan CT Scan lebih lanjut.
·         Tanda klasik yang menentukan adanya ruptur lien akut (tingginya diafragma sebelah kiri, atelektasis lobus bawah kiri, dan efusi pleura) tidak selalu ada dan tidak bisa dijadikan tanda yang pasti. Namun, tiap pasien dengan diafragma sebelah kiri yang meninggi disertai dengan trauma tumpul abdomen harus dipikirkan sebagai trauma lien sampai ditemukan diagnosis pasti.
·         Tanda yang lebih dapat dipercaya dari trauma pada kuadran kiri atas yaitu perpindahan ke medial udara gaster dan perpindahan inferior dari pola udara lien. Gambaran ini menunjukkan adanya massa pada kuadran kiri atas dan menunjukkan adanya hematom subkapsular atau perisplenik.
·         Hematom kuadran kiri atas, jika besar, dapat menggeser bayangan dari tepi caudal bawah lien, menjadi gambaran splenomegali.
·         Hematom subkapsular dapat memberikan gambaran yang hampir sama, danmassa yang ada memiliki batas yang tegas.
·         Pergeseran gambaran ginjal kiri juga mungkin ditemukan.
·         Batas lien tidak jelas, tapi gambaran ini tidak spesifik.
·         Darah retroperitoneal dapat menghapus gambaran ginjal kiri dan batas otot psoas.
USG
Pemeriksaan USG sulit dilakukan pada pasien trauma dengan distensi abdomen. USG berguna untuk mendiagnosis cairan  bebas intraperitoneal. Darah dalam peritoneum tampak sebagai gambaran cairan anechoic, kadang dengan septiasi, memisahkan bagian usus dengan organ solid disekitarnya. USG kurang sensitif dibanding CT Scan untuk mendiagnosis trauma organ solid atau trauma intestinal.
Tujuan utama pemeriksaan USG lien pada trauma tumpul abdomen yaitu untuk menentukanapakah ada darah di kuadran kiri atas.

Computed Tomography Scan
CT scan digunakan untuk mengevaluasi pasien dengan trauma tumpul tidak hanya sebagai awal, tetapi juga untuk tindak lanjut, ketika pasien ditangani secara non-bedah. CT juga semakin banyak digunakan untuk trauma tembus yang secara tradisional ditangani dengan operasi.

4. Apa  penanganan yang tepat diberikan untuk pasien dengan trauma lien?
Penatalaksanaan secara tradisional adalah splenektomi. Akan tetapi, splenektomi sedapat mungkin dihindari, terutama pada anak-anak, untuk menghindari kerentanan permanen terhadap infeksi. 
Kebanyakan laserasi kecil dan sedang pada pasien stabil, terutama anak-anak, ditatalaksana dengan observasi dan transfusi. Kegagalan dalam penatalaksanaan obsevatif lebih sering terjadi pada trauma grade III, IV, dan V daripada grade I dan II. Tindakan bedah yang dapat dilakukan pada keadaan ruptur lien meliputi splenorafi dan splenektomi.

SPLENORAFI
 Splenorafi adalah operasi yang bertujuan mempertahankan lien yang fungsional dengan teknik bedah. Tindakan ini dapat dilakukan pada trauma tumpul maupun tajam. Tindakan bedah ini terdiri atas membuang jaringan non-vital, mengikat pembuluh darah yang terbuka, dan menjahit kapsul lien yang terluka. 

SPLENEKTOMI

Splenektomi adalah sebuah metode operasi pengangkatan limpa yang merupakan bagian dari sistem getah
 bening. Splenektomi biasanya dilakukan pada trauma limpa, penyakit keganasan tertentu pada limpa (hodgkin`s disease dan non-hodgkin`s limfoma, limfositis kronik, dan CML), hemolitik jaundice, idiopatik trombositopenia purpura, tumor, kista dan splenomegali. Indikasi lainnya dilakukan splenektomi ialah pada keadaan luka yang tidak disengaja pada operasi gaster atau vagotomy dimana melibatkan flexura splenika diusus.

Mengingat fungsi filtrasi lien, indikasi splenektomi harus dipertimbangkan benar. Selain itu, splenektomi merupakan suatu operasi yang tidak boleh dianggap ringan. Eksposisi lien sering tidak mudah karena splenomegali biasanya disertai dengan perlekatan pada diafragma. Splenektomi dilakukan jika terdapat kerusakan lien yang tidak dapat diatasi dengan splenorafi, splenektomi parsial, atau pembungkusan. Splenektomi parsial bisa terdiri dari eksisi satu segmen yang dilakukan jika ruptur lien tidak mengenai hilus dan bagian yang tidak cedera masih vital. 

SPLENEKTOMI TOTAL
Splenektomi total dilakukan jika terdapat kerusakan parenkim lien yang luas, avulsi lien, kerusakan pembuluh darah hilum, kegagalan splenorapi dan splenoktomi parsial.
Lebih dari 50% dari semua ruptur lien memerlukan splenektomi  total untuk mengurangi resiko dikemudian hari.

Efek Pengangkatan Lien :
1. Sel darah merah harus benar-benar dihitung (seharusnya mengalami peningkatan seldarah merah) karena penghancuran sel darah merah oleh lien terhenti, tetapi dapat pula terjadi penurunan sel darah merah sehingga terjadi anemia ringan.
2.Sel darah putih dan trombosit akan meningkat.
3.Mekanisme pertahanan oleh sistem kekebalan tubuh akan kurang.
4.Tidak ada pertahanan terhadap tetanus karena lien satu-satunya tempat di mana terdapat kekebalan terhadap tetanus.